Fight For Success
Jepang, adalah suatu
negara yang sangat kontroversial terutama dimata orang Indonesia.
Banyak cerita tentang Jepang. Jepang pernah menjajah Indonesia ,
katanya seumur Jagung yaitu tiga setengah tahun. Beberapa waktu yang
lalu orang Indonesia enggan sekali untuk membeli barang-barang buatan
Jepang, karena terkenal sebagai barang :”kodian”, barang plastik dan
lain-lain yang artinya adalah berkualitas jelek.
Namun beberapa waktu
kemudian, menjadi terbalik, yaitu orang Indonesia justru mencari
barang-barang yang asli bikinan Jepang, karena kualitasnya jauh lebih
bagus dari bikinan negara lain. Kemajuan Jepang memang sangat
fenomenal. Kalau dahulu orang sangat fanatik dengan mobil bikinan
Amerika dan Eropa, maka sekarang ini, bahkan orang Amerika dan Eropa
sendiri banyak yang menjadi fanatik dengan mobil Jepang.
Dominasi jam tangan
“Swiss” tumbang dengan jam tangan-jam tangan buatan Jepang. Hampir
semua barang-barang di dunia ini sepertinya menjadi “made in Japan”.
Di Kota-kota Dunia seperti New York, San Fransisco, Paris, London dan
lain-lain, banyak dijumpai barang “souvenir” nya ternyata “made in
Japan”.
Setelah perang dunia kedua
berlalu, Jepang mungkin adalah negara yang paling maju, tidak saja
dibandingkan dengan negara-negara yang kalah perang, bahkan bila
dibandingkan dengan negara yang memenangkan perang sekalipun ! Jepang
telah menjadi satu negara yang sangat “mengagumkan”.
Konon orang Jepang adalah
orang-orang yang tidak mau mengakui bahwa dunia ini dikuasai oleh
orang-orang Yahudi yang pintar. Konon orang Jepang selalu ingin
memperlihatkan bahwa Jepanglah yang paling maju di dunia ini.
Filosofi orang Jepang adalah “Kaizen”, artinya “perbaikan/perubahan tiada henti”. Itulah yang memacu etos kerjanya.
Katanya, para manajer
orang Jepang kewalahan harus menegur pegawainya yang sering curi-curi
untuk tidak mau mengambil cuti. Bayangkan, biasanya orang curi-curi
waktu untuk cuti atau bolos, di Jepang susah sekali memerintahkan orang
untuk cuti ! Cuti telah menjadi kewajiban bagi orang Jepang dan harus
ke luar negeri ! katanya.
Berkunjung ke Jepang
sangat menyenangkan. Banyak yang bisa dilihat dan sekaligus
dipelajari. Jangan kaget, karena konon di Jepang banyak sekali orang
Jepang yang menyenangi lagu Bengawan Solo dan juga lagu-lagunya Ebiet G
AD.
Dibanyak toko-toko besar
yang sering dikunjungi turis di Tokyo, mereka menyediakan orang-orang
khusus untuk melayaninya, termasuk ada orang-orang Indonesia yang
bekerja di toko-toko tersebut yang tugasnya melayani turis dari
Indonesia, jadi kita bisa belanja menggunakan bahasa Indonesia.
Kelemahannya hanya satu saja, yaitu barang-barang yang dijual disitu
pada umumnya adalah asli “made in Japan” dan harga nya sangat mahal
untuk ukuran kebanyakan orang Indonesia.
Salah satu yang istimewa
dari Jepang adalah sistem transportasinya. Disana ada kereta api
dengan kecepatan “peluru”, “the bullet train” orang Jepang bilang
“Shinkanzen” dan banyak lagi angkutan umum yang tidak hanya bersih dan
tepat waktu akan tetapi juga terpadu.
Katanya, bila sampai ada
kereta api yang terlambat sampai lebih dari 20 menit saja, maka hal
tersebut akan menggegerkan sidang kabinet pemerintahannya. Bagaimana
kalau bolak balik terguling atau tabrakan ? kurang jelas apa jadinya.
Semua angkutan umum serba
prima, karena menjadi prioritas kerja pemerintahnya. Pemerintahnya
terdiri dari orang-orang yang sangat memperhatikan kepentingan orang
banyak terlebih dahulu baru dirinya sendiri. Itu sebabnya tidak hanya
sistem angkutan umum yang cepat dan tepat yang dikelola dengan baik,
akan tetapi juga lalulintas jalan rayanya. Di Tokyo, di jalan-jalan
yang satu arah, benar-benar satu arah, tidak ada motor-motor yang dengan
tenang menerobos berlawanan arah, demikian pula bila lampu merah tidak
ada seorang pun yang berani untuk menerobosnya, tidak ada itu… tidak
ada itu ! Hukuman untuk hal-hal seperti ini sangat keras.
Begitu besar perhatian
pemerintahnya kepada kepentingan orang banyak, sehingga mereka pun
memberikan fasilitas yang khusus untuk angkutan anak-anak di Jepang.
Salah satunya adalah dengan menyediakan kereta api untuk anak-anak. |
|
|
|
|
|
|
|